Surat untuk Anakku: Jangan Nyanyikan Lagu Itu!

Indonesia, 17 Agustus 2019… gema lagu kebangsaan berdengung di telingaku dan karena kemarahan-kemarahan yang tak tersampaikan dan sengaja dibungkam menggunung di hatiku, aku menulis surat ini. Selanjutnya terserah padamu. 1946… ketika ibu kota dipindah ke Yogyakarta karena kekacauan di Batavia, semangat kemerdekaan yang berkobar-kobar dan bendera merah-putih berkibar di tangan-tangan orang-orang kota, tak terdengar dan … Lanjutkan membaca Surat untuk Anakku: Jangan Nyanyikan Lagu Itu!

Lima Belas Ribu Rupiah

oleh Muhmmad Yasir Ada sebuah ilmu yang tidak pernah diajarkan para guru di sekolahan atau para diktat di perguruan tinggi, yaitu, ilmu membaca nasib. Mereka menganggap bahwa nasib seseorang tergantung pada diri seseorang itu. Karenanya, ilmu membaca nasib tidak masuk dalam kurikulum pendidikan. Dan, inilah yang menjadi penyebab terjadinya perdebatan sengit di sebuah perkemahan. “Selama … Lanjutkan membaca Lima Belas Ribu Rupiah

“L”, “A”, “P”, “A”, dan “R”

oleh Muhammad Yasir Seorang Sunda—tak perlu kusebutkan siapa dia: seorang lelaki  yang baik—dengan kebaikan hatinya mengizinkan aku tinggal sementara waktu ini di kamar kontrakannya di Komplek Colombo; di Kota X yang hanya akan sepi ketika pukul satu malam. Kamar itu agak besar sedikit dari sebuah kamar mandi, dindingnya bercat biru, jendelanya bertirai abu-abu kecokelatan, agak … Lanjutkan membaca “L”, “A”, “P”, “A”, dan “R”

Perempuan Dalam Bayang-Bayang Kesejahteraan

oleh Muhammad Yasir Lima puluh tahun kemudian. Kapal bersuling-suling memutar badannya di sungai berair cokelat-kemerahan. Seorang perempuan agak tua sedia kala berdiri di mulut tangga pelabuhan sembari sesekali menyeka airmata yang mengalir membentuk sungai kecil di sekujur wajahnya yang keriput tua. Dari pandang matanya yang terakhir seakan menyiratkan: “Selamat jalan, Anak Kedua. Raihlah apa yang … Lanjutkan membaca Perempuan Dalam Bayang-Bayang Kesejahteraan

Bir dan Bayang-Bayang Hantu Merah

oleh Muhammad Yasir “Dalam kehidupan sekarang ini, orang kebanyakan tidak lagi takut pada kuasa Tuhan yang mereka yakini dan semesta di mana mereka hidup sekian lama. Mereka lebih takut kepada kuasa hukum, undang-undang, polisi, militer, buku-buku, dan ucapan pejabat yang memuakkan. Ada pun di antara orang kebanyakan itu yang berani mengambil sikap menentang akan mati … Lanjutkan membaca Bir dan Bayang-Bayang Hantu Merah