Aku Tidak Mengerti

Jenuh; memori setengah penuh,
Entah menjadi penyendiri lagi,
Atau lebih mempererat jati diri,
Karena refarasi sudah setengah dijalani

Lelah; detik waktu tak ku nikmati pasti, Ribuan mil jalan menyisakan jejak kaki; Yang meronta-ronta pergi,
Lalu hati meronta-ronta kembali,
Dan pikiran meronta-ronta memaki!

Cerita dan tawa mengerutkan dahi;
Inilah kerut pelipis mata memandangi mentari, Yang jauh berbeda tepi,
Sedangkan sunyi;
Terus menerus datang menghampiri, Menarikan tari kesunyian yang terpatri,

Dalam diriku; setengah abadi
Luar diriku; memilih mati
Kilatan petir membuka pagi;
Bukan pula menyambut mentari,
Dan bukan keindahan embun yang dinanti, Semua berkepanjangan dalam delusi,
Aku tidaklah paham diri sendiri;
Aku,
Aku,
Manusia yang duduk di sudut kursi; Dengan sebungkus rokok dan korek api, Sungguh, aku tiada berani
Akan kuhisap ia,
Atau kubakar saja; mengusir sunyi Sel-sel itu terdiam antisipasi;
Ia akan mati bila;
Gumpalan asap itu menghampiri
Dan,
Sekali lagi,
Aku tidak mengerti; mimpi
Poetra. November 2019.

 

Tentang Penulis:

Ardianus Ardian Poetra; itu namaku. Aku seorang anak yang terlahir dari keajaiban seorang petani Dayak Kanayatn disebuah desa terpencil. Aku tegaskan, aku bukanlah penyair!.

Tinggalkan komentar